Berita

Teka-Teki: Metode Seru Menulis Puisi untuk Siswa di Daerah Pesisir

Teka-Teki: Metode Seru Menulis Puisi untuk Siswa di Daerah Pesisir

 

Oleh:

Lisa Anisa, S.Pd.

Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Donorojo

Email: lisaanisa249@gmail.com

 

Menulis puisi sering dianggap sebagai kegiatan yang sulit dan membosankan oleh banyak siswa, terutama di daerah pesisir yang memiliki keterbatasan akses terhadap sumber belajar. Namun sebenarnya, lingkungan pesisir yang kaya akan keindahan alam seperti laut, pantai, dan kehidupan nelayan dapat menjadi sumber inspirasi yang luar biasa. Tantangannya adalah bagaimana mengubah persepsi siswa bahwa menulis puisi itu sulit menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermakna. Salah satu solusi kreatif yang dapat diterapkan adalah metode teka-teki. 

Sebelum membahas solusi, penting untuk memahami akar permasalahan mengapa menulis puisi sering dianggap membosankan, khususnya di daerah pesisir. Pertama, siswa kesulitan menemukan ide atau tema karena kurangnya paparan terhadap contoh puisi yang relevan dengan kehidupan mereka. Kedua, pembelajaran sering kali fokus pada aspek teoretis, seperti rima, diksi, atau majas, tanpa memberikan kesempatan praktik yang cukup. Ketiga, materi pembelajaran seringkali tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa di daerah pesisir, sehingga terasa jauh dari pengalaman mereka. Menurut Pradopo (2007), pembelajaran puisi yang terlalu menekankan aspek teoretis tanpa melibatkan praktik langsung dapat membuat siswa kehilangan minat. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih kreatif dan interaktif. 

Metode teka-teki adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan pertanyaan atau teka-teki sebagai pemicu (trigger) untuk merangsang pemikiran dan kreativitas siswa. Dalam konteks menulis puisi, teka-teki dapat digunakan untuk memberikan tema atau ide puisi, merangsang imajinasi siswa, dan menciptakan tantangan yang menyenangkan. Menurut Djamarah (2002), metode pembelajaran yang melibatkan permainan atau tantangan, seperti teka-teki, dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar. 

Menerapkan metode teka-teki dalam pembelajaran menulis puisi di daerah pesisir dalat dimulai dari tahap pengenalan. Pada tahap ini, guru menjelaskan unsur-unsur materi dasar puisi, seperti: tema, diksi, rima, dan majas, secara singkat. Contoh puisi sederhana yang terkait dengan laut atau kehidupan pesisir dapat digunakan untuk memudahkan pemahaman siswa. Selanjutnya, guru memberikan teka-teki sebagai pemicu menulis puisi. Misalnya, teka-teki seperti, "Aku adalah sesuatu yang selalu bergerak, tapi tidak pernah meninggalkan tempatku. Aku bisa tenang, tapi juga bisa mengamuk. Apakah aku?" (Jawaban: Laut) atau "Aku adalah tempat di mana nelayan mencari nafkah, tapi juga tempat bermain anak-anak. Di manakah aku?" (Jawaban: Pantai). 

Setelah siswa menjawab teka-teki, mereka diminta untuk menulis puisi berdasarkan jawaban tersebut. Misalnya, jika jawabannya "laut", siswa bisa menulis puisi tentang laut, ombak, atau kehidupan nelayan. Setelah menulis, siswa membacakan puisi mereka di depan kelas, dan guru serta siswa lain memberikan apresiasi dan masukan. Tahap terakhir adalah refleksi, yakni siswa diminta untuk merefleksikan proses menulis puisi mereka, termasuk kesulitan dan hal-hal yang mereka pelajari. 

Selain itu, guru dapat mengadakan aktivitas gamifikasi dengan teka-teki, seperti "Teka-Teki Puisi Berantai". Dalam aktivitas ini, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok diberikan teka-teki yang berbeda. Contohnya, "Aku adalah benda kecil yang bisa membuatmu melihat dunia lebih luas. Apakah aku?" (Jawaban: Kaca Mata) atau "Aku adalah tempat di mana waktu berhenti, tapi kenangan tetap hidup. Di manakah aku?" (Jawaban: Album Foto). Setiap kelompok menulis satu baris puisi berdasarkan jawaban teka-teki tersebut, dan baris puisi tersebut kemudian dilanjutkan oleh kelompok lain. Puisi berantai yang sudah lengkap dibacakan di depan kelas, dan kelompok dengan puisi paling kreatif mendapatkan poin atau hadiah. 

Metode teka-teki memiliki beberapa keunggulan dalam pembelajaran menulis puisi. Pertama, teka-teki memicu imajinasi siswa untuk menulis puisi, sehingga meningkatkan kreativitas. Kedua, aktivitas berkelompok dan kompetisi membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Ketiga, siswa belajar bekerja sama dalam menciptakan puisi, sehingga kemampuan kolaborasi mereka terasah. Keempat, teka-teki memberikan panduan awal yang memudahkan siswa memulai menulis, sehingga mengurangi kecemasan mereka.

Lee dan Hammer (2011) dalam penelitiannya tentang gamifikasi dalam pendidikan menyatakan bahwa pendekatan berbasis permainan, seperti teka-teki, dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan membuat pembelajaran lebih efektif.

Menulis puisi tidak harus membosankan. Dengan menerapkan metode teka-teki, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh tantangan. Teka-teki tidak hanya merangsang kreativitas siswa, tetapi juga membuat proses belajar menjadi lebih interaktif dan bermakna. Melalui pendekatan ini, siswa di daerah pesisir dapat menemukan inspirasi dari lingkungan sekitar mereka, sehingga menulis puisi menjadi aktivitas yang seru dan inspiratif. Mari kita ubah pandangan siswa bahwa menulis puisi itu sulit dan membosankan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan penuh makna.

Kalender 2024

Oktober 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31