Berita

PENGUMUMAN UN

Kontak

Alamat :

JL. BENTENG PORTUGIS

Email :

sman1donorojo@gmail.com

Website :

www.sman1donorjo.sch.id

Media Sosial :

PPDB ONLINE

Berita Terbaru

PBDSEL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

PBDSEL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

 

 

Oleh :

`   Drs. SUBAGYO

    Guru SMA Negeri 1 Donorojo Kab. Jepara

 Email : subagyosn0566@gmail.com

 

Pendidikan Pancasila dalam struktur Kurikulum Merdeka maupun kurikulum sebelumnya  berperan sangat strategis karena bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, yang memiliki kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyajian mata pelajaran Pendidikan Pancasila harus lebih menarik, interaktif dan menggembirakan . Untuk itulah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Differensiasi, dan Social Emotional Learning (SEL) dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila perlu diimplementasikan. Ketiga pendekatan ini dapat dikombinasikan dengan metode eksplorasi konten materi, diskusi kelompok, tanya jawab dan presentasi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan relevan bagi peserta didik.

                Problem Based Learning (PBL) dalam Pendidikan Pancasila: PBL adalah pendekatan  pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana mereka dihadapkan pada masalah autentik atau kontekstual yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam konteks Pendidikan Pancasila, PBL dapat digunakan untuk membahas berbagai macam isu yang berkaitan dengan sila-sila Pancasila misal sila kelima seperti :  Kesenjangan ekonomi, diskriminasi dan intoleransi, ketidakadilan dalam penegakan hukum dan lain-lain

Diferensiasi dalam Pendidikan Pancasila: Diferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik, seperti minat, bakat, gaya belajar, dan tingkat pemahaman. Dalam konteks Pendidikan Pancasila, diferensiasi dapat dilakukan dengan cara:

(1) Memvariasikan konten: Guru dapat menyediakan materi yang akan diajarkan atau akses peserta didik terhadap materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik atau  pembelajaran yang berbeda sesuai dengan minat dan tingkat pemahaman peserta didik. Misalnya, ada peserta didik yang lebih suka belajar melalui video, ada yang lebih suka membaca teks, dan ada yang lebih suka berdiskusi. (2) Memvariasikan proses: Guru dapat memberikan tugas yang berbeda sesuai dengan gaya belajar peserta didik, terkait dengan jenis kegiatan yang dilakukan dan pembimbingan yang diberikan kepada murid berdasarkan kemampuannya untuk memahami materi pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran dan menjadikannya suatu pemahaman bermakna.Misalnya, ada peserta didik yang lebih suka bekerja secara mandiri, ada yang lebih suka bekerja dalam kelompok, dan ada yang lebih suka presentasi. (3) Memvariasikan produk: Guru dapat memberikan pilihan kepada peserta didik untuk menghasilkan produk yang berbeda sesuai dengan minat dan bakat mereka. Misalnya, ada peserta didik yang ingin membuat poster, ada yang ingin menulis esai, ada yang ingin membuat video, dan ada yang ingin membuat drama.

                                 Social Emotional Learning (SEL) dalam Pendidikan Pancasila: SEL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional peserta didik, seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam konteks Pendidikan Pancasila, SEL dapat diintegrasikan dalam pembelajaran dengan cara: (1) Menciptakan suasana kelas yang positif dan inklusif: Guru dapat membangun hubungan yang baik dengan peserta didik, menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman, serta menghargai perbedaan pendapat. (2) Mengajarkan keterampilan sosial dan emosional secara eksplisit: Guru dapat memberikan pembelajaran tentang keterampilan sosial dan emosional, seperti cara berkomunikasi yang efektif, cara mengatasi konflik, cara bekerja sama, dan cara mengambil keputusan yang bertanggung jawab. (3) Mengintegrasikan SEL dalam kegiatan pembelajaran: Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan keterampilan sosial dan emosional, seperti diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, dan proyek kolaboratif.

Kombinasi PBL, Diferensiasi, dan SEL dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila: Ketiga pendekatan ini dapat dikombinasikan untuk menciptakan pembelajaran Pendidikan Pancasila yang efektif dan bermakna. Misalnya, guru dapat menggunakan PBL untuk membahas isu-isu yang relevan dengan nilai-nilai Pancasila, kemudian melakukan diferensiasi untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individual peserta didik, dan mengintegrasikan SEL untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional peserta didik.

Contoh: Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menganalisis kasus tentang diskriminasi dan intoleransi beragama. Guru dapat memberikan pilihan kepada peserta didik untuk memilih format tugas yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, seperti menulis artikel, membuat video, atau membuat infografis. Selama proses pengerjaan tugas, guru dapat  memberikan bimbingan dan dukungan kepada peserta didik, serta memfasilitasi diskusi kelompok untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka.

Dengan mengkombinasikan PBL, diferensiasi, dan SEL, pembelajaran Pendidikan Pancasila dapat menjadi lebih menarik, relevan, dan bermakna bagi peserta didik. Mereka tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila secara kognitif, tetapi juga menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan dengan demikian maka tujuan Pendidikan Pancasila untuk membentuk warga negara yang baik, yang memiliki kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila akan terwujud .

Kalender 2024

Mei 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31